RSS Feed

Selasa, 26 Januari 2010

BSI KUSAYANG , MAHASISWANYA MALANG


Mahasiswa adalah kata bagi orang yang mempunyai intelektualitas tinggi, leadership, relationship, dan human society. Kadang kita merinding mendengar kata itu dari kalangan masyarakat sampai para penguasa (pejabat), namun hal itu belum ada di mahasiswa BSI. Kepekaan naluri mahasiswanya masih di bawah standar, hanya segelintir orang yang memenuhi hal tersebut dari puluhan ribu mahasiswa BSI. Gencarnya iklan, promosi dan lain sebagainya hanya dapat menjamin kelangsungan hidup di dunia kerja.
Kupu-kupu kampus (kuliah-pulang-kampus) bertebaran sebagai ideologi mahasiswa yang tidak menyadari banyaknya pilihan aktivitas di kampus yang akan membantu dalam segala bidang, mulai dari keilmuan sampai bakat dan hobi. Mahasiswa kini makin tumpul akan pengalaman, tanpa wawasan dan kreatifitas yang lebih dari pada masyarakat biasa. Hal ini terbukti dengan banyaknya sarjana pengangguran, tidak berkualitas dan menambah beban masyarakat dikarenakan minimnya skill dan tidak mampu menjadi competitor yang lebih baik dari mereka.
Tridarma perguruan tinggi sudah dilupakan dari benak mahasiswa yang seharusnya menjadi acuan dasar bagi civitas akademi, harapan masyarakat, agent of change bangsa ini. Kini BSI sudah melebarkan sayapnya ke penjuru negri guna mencerdaskan anak bangsa, suatu tindakan yang mulia. Lalu kemanakah anak bangsa yang sudah cerdas? Serasa hilang ditelan zaman.
Ketika masyarakat kelaparan, membutuhkan dukungan, mahasiswa malah sibuk memikirkan diri sendiri, memikirkan nilai yang lebih rendah dari harga diri. Mahasiswa lupa, bahwa permasalahan masyarakat adalah permasalahan bersama yang menyangkut kehidupan mereka (mahasiswa) yang harus segera diselesaikan. Karena dari tangan mahasiswalah perubahan terjadi.
Kuliah bukanlah segala-galanya, namun dari kuliahlah segalanya terjadi. Pengalaman, kratifitas dan potensi ditempa dalam wadah organisasi yang banyak berdiri di BSI. Namun malang, Ormawa (organisasi mahasiswa) yang ada tidak dimanfaatkan oleh mahasiswa sehingga ketika mereka lulus harus berjuang mempromosikan ijazah demi kelangsungan hidup.
Andaikata, mahasiswa mau berjuang dan belajar bersama dalam keorganisasian, setidaknya ada keinginan berubah. Niscaya, pengalaman yang didapat di organisasi dapat diterapkan di lingkungan sehingga mahasiswa tidak dianggap sebagai masalah tapi solusi pemecah masalah.
*Mantan Ketua BEM BSI periode 2006-2007

dikutip dari inspirasi ( Lembaga Pers Mahasiswa BSI )

BEM-BSI, Mahasiswa: Aspirasi Kami ada di Tanganmu


BEM (Badan Executive Mahasiswa) BSI berdiri pada tahun 2002. Pada awalnya pemilihan BEM BSI hanyalah Presidennya saja dan Wakilnya ditunjuk langsung oleh seorang Presiden. Presiden BEM BSI yang pertama, yaitu Haqi Periode 2002-2003, Mirza Rangkuti periode 2003-2004, Hendriko periode 2004-2005, Novis Sugiawan periode 2006-2007, Ahmad Ridwansyah 2007-2008, Ahmad Rifansyah 2008-2009.

Setelah Hendriko menjadi Presiden terjadi kevakuman atau istilahnya Vacum Of Power selama satu semester. Setelah itu Novis menjabat dari awal tahun 2006 sampai tahun 2007. Setelah kevacuman tersebut pemilihan BEM BSI menjadi satu paket menjadi pemilihan Presiden dan Wakil Presiden sampai sekarang.

Struktur organisasi di BSI sendiri terbilang unik karena memiliki kemiripan dengan Negara Republik Indonesia dimana terdapat MPM (Majelis Permusyawaratan Mahasiswa) yang setara dengan DPR/MPR, dibawahnya terdapat BEM yang didalamnya berisi Presiden, Wakil Presiden dan para menteri.

BEM sendiri menaungi SEMA (Senat Mahasiswa) dan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Kedudukan SEMA sama halnya dengan seorang Gubernur disetiap kampus cabang di BSI, sedangkan UKM adalah suatu Lembaga Departemen yang menaungi kegiatan extra mahasiswa.

Dari tahun-ketahun kinerja BEM BSI menunjukkan grafik yang baik, entah dari internal maupun external. Namun semua itu tidak pernah luput dari yang namanya permasalahan, permasalahan yang paling disoroti adalah mosi tidak percayanya beberapa ORMAWA (Organisasi Mahasiswa) yaitu SEMA dan UKM terhadap kinerja BEM. Namun sangat disayangkan ORMAWA yang mempertanyakan kinerja BEM tidak pernah mengutus perwakilannya masuk ke dalam kabinet BEM untuk memperbaiki kinerja yang mereka anggap salah.

Disatu sisi sebenarnya BEM telah memprogramkan acara kunjungan keseluruh ORMAWA untuk mempererat tali silaturrahmi antara ORMAWA yang satu dengan yang lainnya. Namun program dari DEPDAGRI (Departemen Dalam Negeri) ini hanya semester sekali.

“Seharusnya program kunjungan BEM ke SEMA dan UKM dilakukan 2 bulan sekali agar kamunikasi antar ORMAWA dapat terjalin” ujar Imam Choirul Roziqin ketua SEMA Depok.
Saat ini yang menjadi tantangan dari BEM adalah kondisi kampus yang heterogen dan kampus BSI yang tersebar diseluruh Indonesia khususnya Jabodetabek yang memiliki 14 kampus, ditambah lagi dengan berdirinya kampus BSI di Ciputat, Pondok aren dan Warung Jati.

Menjadi keunikan tersendiri bagi BSI dan menjadi tantangan tersendiri bagi BEM BSI, bagaimana bisa mempersatukan berbagai macam kultur, jarak dan ciri masing-masing kampus BSI khususnya di Jabodetabek. “Perjuangan ini takkan berhenti sampai disini, masih banyak program BEM yang belum terselesaikan” ujar Ahmad Rifansyah.

Kinerja BEM BSI saat ini sudah cukup baik walaupun masih terdapat kekurangan. Hal itu amat wajar karena tidak ada yang sempurna dalam segalanya, namun alangkah lebih baik jika kita meminimalkan segala kekurangan tersebut agar menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangan, seluruh pengurus BEM BSI 2008-2009 yang sangat dahsyat, MPM BSI, seluruh SEMA dan UKM dan tentunya seluruh Mahasiswa BSI atas segala kontribusi dalam membangun gerakan ini. Kami mohon maaf atas kekurangan dan janji tak tertunaikan. Semoga ke depan kita menjadi lebih baik lagi.

Angankan apa yang kita ingin angankan, pergilah kemana kita ingin pergi, jadilah seperti yang kita kehendaki. Sebab hidup hanya satu kali dan kita hanya memiliki satu kesempatan untuk melakukan segala hal yang ingin kita lakukan. Semoga kita punya cukup kebahagiaan untuk membuat kita tersenyum, cukup pencobaan untuk membuat kita kuat, cukup penderitaan untuk tetap menjadikan kita manusiawi dan cukup pengharapan untuk menjadikan kita bahagia. Kepengurusan BEM ibarat sebuah lilin yang menyinari bagi dirinya sendiri dan ketika padam maka lilin selanjutnyalah yang akan menyala.

Kami berharap kepengurusan BEM BSI yang akan datang bisa lebih mempersatukan kampus-kampus tersebut, bukan hanya di Jabodetabek tapi juga di seluruh Indonesia. (Ali,Octa,Yahya)

dikutip dari inspirasi ( Lembaga Pers Mahasiswa BSI )

Jumat, 22 Januari 2010

STRUKTUR IKBM BSI

TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI

1. Pendidikan
2. Penelitian dan Pengembangan
3. Pengabdian kepada masyarakat

JANJI SENAT MAHASISWA BSI BEKASI

1. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Menjaga nama baik organisasi
3. Menaati AD/ART organisasi
4. Mempunyai rasa kepedulian terhadap sesama
5. Mengembangkan pengetahuan yang aku miliki demi kemajuan Agama, Bangsa dan Negara

SEJARAH BINA SARANA INFORMATIKA

Yayasan BSI didirikan pada tanggal 3 Maret 1988 oleh Alm. Bpk. Mayjen (Purn) H.R. Harsono. Beliau Mendirikan yayasan BSI dengan tujuan: “Ikut serta mencerdaskan kehidupan Bangsa, menyediakan lapangan pekerjaan baru dan menjalankan pendidikan komputer baik formal maupun non formal, yang terjangkau bagi masyarakat.” Untuk mengemban tughas itu beliau mendirikan Lembaga Pendidikan Komputer (LPK BSI) di Depok. Kemudian pada Oktokber 1989 kantor pusat Yayasan BSI dipindahkan ke Jakarta sekaligus meresmikan cabang ke-2 LPK BSI di Jakarta, dari sinilah BSI mulai membuka cabang-cabang di Jabotabek.

Pada tahun 1990 BSI membuka program pendidikan siap kerja yang bernamakan Politeknik BSI dengan jurusan Akuntansi KOmputer, di tahun 1992 BSI membuka 4 jurusan, yaitu: Manajemen Informatika, Komputer Perbankan, Teknik Komputer dan Sekertaris.

Politeknik Berubah nama menjadi Program 1 Tahun BSI D1. Kenudia pada tahun 1994 dibuka Akademi Informatika & Komputer (AMIK BSI) D3 pada saat itu statusnya masih terdaftar, di tahun 1998 AMIK BSI berhasil meluluskan sarjana muda baru computer maka pada tahun 1999 status AMIK BSI berubah menjadi DIAKUI, kemudian di tahun 2000 statusnya menjadi DISAMAKAN

Seiring Perkembangan waktu, BSIpun menambah Akademinya pada tahun 2001 yaitu Akademi Sekertaris & Mnajemen (ASM BSI) yang memiliki 2 jurusan diantaranya: Sekertaris dan Manajemen Administrasi. Akademi Bahasa Asing (ABA BSI) dengan jurusan Bahasa Inggris dan Bahasa Cina, Akademi Komunikasi (AKOM BSI) dengan jurusan Perhotelan dan Usaha Wisata bertempat di cabang BSI Yogyakarta.

BSI menyusun kurikulum pendidikannya dengan tujuan untuk dapat menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan teknologi dalam era globalisasi ini.